Ketum IWO Jodhi Yudono Ngamen Untuk Sulteng

Hari ini, Kamis 1 November 2018, saya memulai “tugas” melaksanakan kata hati untuk ” ngamen” bagi para penyintas, khususnya anak-anak yang selamat dari bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Saya menyebutnya “tugas”, sebab dia muncul begitu saja dan menggerakan daya serta kemauan saya untuk melunaskannya menjadi perbuatan.

Ya, tugas itu berasal dari Yang Maha Menggerakkan. Sama persis saat saya mulai menghibur orang-orang sakit, yang kemudian menggelinding jadi bagian aktivitas berkesenian saya hingga kini. Tentu, segala peristiwa ada pemantiknya, mengapa saya harus ngamen kali ini. Pertama, karena kawan-kawan saya anggota Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulawesi Barat sudah berada di tenda-tenda pengungsian lebih dari sebulan.

Sebagai Ketua Umum IWO, saya tak bisa tinggal diam saat kawan-kawan di sana meminta “peluru” atau bekal untuk bertahan hidup guna menjalankan tugas-tugas kemanusiaan mereka, serta bantuan untuk disumbangkan bagi anak-anak di tenda-tenda pengungsian. Kedua, saya kaget ketika mendengar kabar bahwa dana bantuan untuk korban gempa Lombok ternyata belum cair akibat birokrasi yang berbelit. Dua hal itulah yang menjadi stimulus bagi saya untuk segera bergerak. Dan kata hati saya mengatakan, saya harus bergerak dengan kebisaan saya bermusik dan bernyanyi.

Ngamen! Itulah yang harus saya lakukan. Ngamen menurut Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata mengamen, berkata dasar amen. Mengamen, berkeliling (menyanyi, main musik, dan sebagainya) untuk mencari uang. Mengamen bisa dilakukan oleh penari, penyanyi, atau pemain musik yang tidak tetap tempat pertunjukannya, biasanya mengadakan pertunjukan di tempat umum dengan berpindah-pindah.

Nah, demikianlah yang saya lakukan mulai hari ini. Bermusik dan bernyanyi secara berkeliling, dari satu tempat ke tempat lainnya guna mencari uang untuk saya sumbangkan kepada anak-anak di pengungsian Sulawesi Tengah, khususnya di beberapa titik yang selama ini menjadi perhatian IWO dan Yayasan Karampuang, yakni Posko Kaki Gunung Gawalise, Posko Petobo ang berada di perbatasan Kabupaten Sigi dan Palu, serta Posko Balaroa.

Jodhi Yudono Ngamen untuk Sulteng ini memang diperuntukkan bagi anak-anak di tenda-tenda pengungsian. Selain membutuhkan makanan, selimut, kelambu, tikar, mainan anak, mereka juga membutuhkan penguatan psikis. Oleh sebab itu, selain bantuan materi, kami juga akan mengajak serta pendongeng, pemain pantomim, musisi dan penyanyi, serta psikolog anak.

Dengan bergandengan tangan kita pasti bisa membuat senyum dan tawa anak-anak terdampak bencana di Sulteng terbit kembali. Apa yang saya kerjakan hanyalah salah satu jalan. Ada banyak jalan untuk berbuat kebajikan. Mari kita lakukan, sekarang. Nah, rumah atau kantor siapakah yang akan saya datangi hari ini? Tunggu sore nanti

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Jodhi Yudono Ngamen untuk Sulteng”, https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/01/103704110/jodhi-yudono-ngamen-untuk-sulteng.

Editor : Jodhi Yudono

25,891 thoughts on “Ketum IWO Jodhi Yudono Ngamen Untuk Sulteng

  1. Ücretsiz Backlink botu says:

    Backlinkexe, web tabanlı gelişmiş bir backlink botudur ve internet sitenizin SEO sıralamasını artırmak için gereken tüm araçları sunar. Üyelik, VIP ve kredi sistemleriyle birlikte, otomatik gönderim ve özel kişisel veri seçenekleriyle birleştirilerek, sitenizi hızlı ve etkili bir şekilde yükseltmenizi sağlar. Ayrıca, detaylı raporlama özelliği ile gerçek zamanlı sonuçları takip etmenizi sağlar. Backlinkexe, başarılı bir web sitesi için ihtiyacınız olan tüm özellikleri sunar ve SEO stratejinizi optimize etmenize yardımcı olur.

  2. Pingback: Click Here

  3. Ribembeni says:

    The standard myeloablative conditioning regimes are associated with frequent and severe adverse effects, such as pulmonary complications and veno occlusive disease venlafaxine xr 37.5 mg online uk Age, sex, and race ethnicity were not significantly associated with adherence to any of the medication classes Table 5

Comments are closed.