MAKASSAR — Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulsel akhirnya melantik lima pengurus daerah (PD) IWO, yakni; Gowa, Jeneponto, Takalar, Wajo dan Luwu di Cafe Ombak, Marina Park Hotel jalan Penghibur Makassar, Minggu (21/11/2021) siang.
Kelima pengurus daerah ini dilantik oleh Ketua PW IWO Sulsel, Zulkifli Thahir, yang turut dihadiri Ketua Umum IWO, Jodhi Yudhono, Ketum PP LBH IWO, Sandy Nayoan, Bendahara Umum Iwo Lia Nathalia, Plt Gubernur Sulsel yang diwakili Kadis Kominfo-SP, Amson Padolo, Wali Kota Makassar yang diwakili Asisten II, Rusmayani Majid, Perwakilan Pandam 14 Hasanuddin, Kodim 1408 Makassar dan Perwakilan Kapolres Pelabuhan Makassar, KNPI, Pemuda Pancasila serta sejumlah Pengurus dan Dewan Etik PW IWO Sulsel.
Ketua PW IWO Sulsel, Zulkifli Thahir, dalam sambutannya mengatakan, pelantikan lima PD IWO ini menjadi bukti semakin berkembangnya IWO di Sulawesi Selatan. Sebelumnya PD IWO Soppeng dan Sinjai sudah terlebih dahulu dilantik di daerah masing-masing.
Ketua Umum PP IWO Jodhy Yudhono berikan sambutan di Pelantikan Serentak PD IWO
“Sebelumnya Soppeng dan Sinjai telah dilantik, kini pataka IWO berkibar di tujuh daerah, tentunya kita harapkan kehadiran IWO di daerah daerah dapat menjadi contoh teladan dalam melakukan aktivitas profesi Wartawan, menegakkan dan berkitab Undang Undang nomor 40 tahun 1999, tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ),” harap pria yang disapa Cule.
Kehadiran PD IWO di daerah didapatkan menjadi corong informasi yang bermanfaat kepada publik dengan selektif melaksanakan kerja-kerja profesi kewartawanan dengan profesional.
Sementara Ketum PP IWO, Jodhi Yudhono mengharapkan, PD IWO yang dilantik serentak dapat menjaga nama organisasi profesi IWO di daerahnya masing-masing.
“Laksanakan profesi dengan baik dan benar dengan berpedoman pada Undang Undang pokok Pers dan KEJ, seorang wartawan harus mampu membangun peradaban dan kemanusiaan,” kata Jodhi.
Eks editor Kompas ini menegaskan tidak seorang pun yang bisa mengintervensi seorang wartawan dalam menulis dan pempublikasikan berita. Kebebasan pers itu sudah diatur dan termaktub dalam UU Pers No 40 1999.
“Kerja-kerja seorang wartawan tidak dapat di intervensi oleh siapapun, karena jalan profesi wartawan adalah profesional, dengan kaidah kode etik. Berikan informasi yang sejuk agar pembaca dapat betah membaca apa yang kita informasikan, puaskan masyarakat dengan apa yang kita publikasikan,” tegasnya.
Sementara itu, Kadis Kominfo-SP Amson Padolo dalam sambutannya menjelaskan era digital saat ini membawa perubahan hingga ke sendi kehidupan. Perubahan paling besar terjadi di industri teknologi informasi dan komunikasi. Peristiwa di belahan dunia dapat diketahui melalui teknologi, hanya dengan ketukan jari seperti di gadget.
Kecepatan penyebaran informasi yang menjadi keunggulan media online membuka kran seluas-luasnya munculnya media online baru. Sehingga dibutuhkan profesionalisme pewarta online dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.
“Kuncinya adalah trust (kepercayaan) kepada masyarakat. Trust sangat penting selain modal untuk tetap survive ditengah gempuran media serupa, trust juga bukti dari kualitas sebuah media,” kata Amson.***